Cerdas Finansial (Hari Ke-1)

Alhamdulillah akhirnya sampai juga ke level 8,
semoga bisa lulus dan istiqomah menerapkan materi-materi yang sudah didapatkan selama ini.
Materi kali ini sedang hangat di keluarga kami, yaitu cerdas finansial. Tak lain tak bukan karena kami sedang masa-masa banyak keperluan menjelang pindah rumah.
Karena Haura masih berusia di bawah 3tahun, tantangan yang semestinya berbunyi mendidik anak cerdas finansial sejak dini akhirnya lebih kepada praktik pengelolaan keuangan di dalam rumah tangga kami.
Selama kurang lebih 21 bulan pernikahan, saya dan suami sudah mencoba berbagai gaya pengelolaan keuangan. Yang paling dirasa tepat karena terasa lebih hemat adalah untuk pengeluaran sehari-hari, seperti belanja harian, ongkos transport, beli galon, iuran RT, iuran sampah, dsj ditarik tunai untuk sebulan dan langsung diposkan masing-masing ke dalam amplop per minggu. Komitmen saya adalah saya harus bisa mengoptimalkan biaya tersebut, kalau saya mengambil lebih dari budget seminggu dari amplop pekan depan, maka pekan depannya saya harus bisa putar otak agar tetap cukup tanpa menarik uang tambahan dari ATM. tentu saja prakteknya masih ada trial error tapi Alhamdulillah errornya tidak sebanyak ketika segala biaya harian ditaro di ATM dan berbelanja dengan debit, atau narik uang setiap mau berbelanja, (seringkali kalap mungkin karena melihat nominal di rekening masih terasa banyak) dengan cara ini tabungan kami yang biasanya disimpan di rekening saya pada awal bulan tidak tersentuh.
Ah ya, komitmen kami setiap kali gajian suami akan langsung mentransfer uang belanja sekaligus uang tabungan ke ATM saya. tabungan ini sendiri ada yang diniatkan jika sudah banyak untuk investasi, untuk biaya lahiran dan yang sudah pasti untuk biaya kuliah adik per semester. Kenapa di ATM saya? Karena dari segi karakter saya lebih mampu menabung dibanding mas, sudah diuji pada bulan-bulan pertama pernikahan. Jadi mas memegang uang untuk keperluannya sehari-hari sekaligus biaya biaya besar rutin bulanan seperti listrik, air, dll.
Awal tahun ini pengeluaran kami bertambah drastis karena orang tua suami secara langsung menyatakan mengandalkan mas menjadi tulang punggung keluarga (termasuk 3 adiknya yang masih kuliah), ini menjadi tantangan baru tentunya dalam mengelola finansial. Kami jadi lebih semangat untuk mengupgrade ilmu terkait finansial, mulai lebih peka melihat peluang-peluang agar bisa berkegiatan produktif tidak lagi konsumtif tok, mulai secara nyata mendiskusikan investasi apa yang sebaiknya kami terjun ke dalamnya (dulu baru 'nanti-nanti' saja).
Alhamdulillah wa syukurillah, semoga kondisi ini menjadikan kami lebih handal dan bijak dalam membelanjakan rezeki yang didapat, bukan menjadikan kami pribadi yang materi sentris.
In shaa Allah.

#Tantangan10Hari
#Level8
#KuliahBunsayIIP
#RezekiItuPastiKemuliaanYangDicari
#CerdasFinansial

0 komentar:

Berikan komentar kamu :)