Begini ya
ceritaku...
kalau firasat
hati merajuk meminta celah
bohong, kalau
kubilang tak suka
terbayang sudah
feromon kembali meracun darah
untuk kau ini
bujang,
aku lelah...
hidup itu mestinya bahagia, bukan?
dengan penopang rasa, pembalut luka,
pendengar setia
tapi seringnya,
itu rasa tak sesuai aturan
menggeliat liat dalam raga
berteriak durhaka
saya patutnya banggakah?
dipuji puji, dijilat hingga awang
diberi hati padahal mengambang.
lantas,
kemana perginya kawan saya?
saat feromon mati berkonco darah angkuh saya
barulah sadar,
kemanakah anda?
mesti buat apa saya?
indah tak berperi ini senyawa,
nikmat,
tapi dosa tiada lepas
dan saya masih bingung dibuat hidup
karena pesonanya bikin mati mata yang kurang awas
0 komentar:
Berikan komentar kamu :)