Hari ini mas tidak masuk kerja, semalam beliau
kehujanan dan meriang. Kami sama-sama merasa lemas, dan terutama yang saya
rasakan adalah pusing dan kurang tidur. Di sisi lain saya senang bias menghabiskan
waktu lebih banyak bersama mas, bukan hanya sisa sisa hari yang itu pun semakin
berkurang karena biasanya waktu pillow
talk kami juga merupakan waktu Haura mulai sebentar-sebentar merengek. Banyak
sekali yang diobrolkan, baik mengenai Haura, kesehatannya, kebutuhan rumah, apa
yang perlu kami pelajari sebagai orang tua dll. Menjelang sore Fakhrina pulang
dari sekolahnya. Saya biarkan dia di ruang tengah bersama mas menonton tv
sembari makan, sementara saya di kamar mencoba menidurkan Haura. Hari ini pola
kami lumayan berubah, bergeser sekali, dan Haura yang biasanya sepanjang siang
anteng hari ini lebih rewel di siang hari. Sebersit harapan saya bias mendapatkan
tidur yang berkualitas nanti malam. Setelah Haura tertidur saya keluar kamar
dan mendapati Fakhrina sedang mencampur bedak tabur, lem, sampo dan segala
jenis bahan tak lazim. Ia mengaduk ngaduk dengan semangat.
S:
Fakhrin bikin apaan,de?
F:
Bikin Slime. *jawabnya dengan senyum bersemangat*
S:
Emang bener bahan-bahannya itu?
F:
Iya.. *masih bersemangat mengaduk-aduk adonan encer di mangkuk kecil*
S:
Pernah bikin sebelumnya? Itu bahannya kata siapa?
F:
Sering aku bikin, dulu juga sama A Fadlil.
Saya
cukup surprise dan bangga adik saya memiliki kreatifitas tinggi dan bersemangat
bereksperimen di usianya yang baru 6tahun. Saya sendiri tidak yakin apakah
bahan-bahan itu betulan bahan membuat slime atau hanya segala masuk yang
mungkin dikira Fakhrina sama dengan video tutorial yang dia tonton.
S:
Pernah berhasil?
F:
Sama a Fadil bias. Tapi sendiri ga pernah, makanya aku usaha terus.
WOW. Kalimat yang luarbiasa. Optimistisnya
tinggi sekali jadi saya senyum senyum saja sambil menyimak.
S:
Coba liat dulu dek tutorialnya, bener ga bahan-bahannya.
Saya
mengambil remote untuk mencari video tutorial membuat slime di Youtube. Fakhrina
berlari ke belakang mengambil sunlight dan minta diambilkan pewarna makanan.
Oke saya jadi bertambah tidak yakin tapi berusaha keras tetap mensupportnya.
S:
Mas lihat geura, qih liat tuh si Fakhrina bikin Slime katanya. Bantuin gih yang
bener gimana.
Saya setengah tertawa meminta mas dan Faqih
yang kebetulan melewati kami.
Faq: Eh itu pake apa aja?
Fakhrina menjelaskan bahan apa saja
yang sudah ia masukkan.
Faq: Eh ngaco kamu mah..
S: Bantuin bantuin. Mas ajakin
nonton video tutorialnya dulu mas.
Saya kemudian pergi mengurus Haura.
M: Tuh rin pake boraks pake air, ini itu. (‘Pake air?’ Fakhrina buru buru memasukkan
air. Lucu sekali melihat reaktifnya)
S: Wah bahaya itu mah atuh mesti
ditemenin orang gede. Gimana dek berhasil ga itu?
F: Yah belum berhasil ini mah. *mengaduk
aduk tapi tetap menuangkan pewarna makanan*
S: Udah atuh tau ga berhasil malah
dituang banyak banyak, sayang bahannya. Mending buat nanti bikin yang bener.
F; Hehe
S: Kalau mau bikin eksperimen gini
gini sediain dulu kumpulin semua bahannya dek. Cukup ga trus urutannya apa aja,
dibikin daftar bahannya apa aja.
M: Sabtu deh sabtu mas bantuin.
F: Beneran? Kalau aku Qiroati hari
minggu ya mas?
Mas menyanggupi.
Hari ini saya belum beehasil
berkomunikasi produktif seperti memuji dan mengapresiasi dalam kata—kata kepada
Fakhrina secara langsung. Tapi saya berhasil menunjukkan sikap suportif, saya
mencoba sebisa mungkin mendukung keinginan baiknya dalam belajar atas inisiatif
sendiri dan tidak melemahkannya. Semoga ke depannya saya bias lebih baik lagi
menunjukkan perasaan bangga, sayang dan apresiasi sehingga menunjang komunikasi
produktif dengan anggota keluarga lainnya.
0 komentar:
Berikan komentar kamu :)