seorang intelektual seringkali naik egonya ketika menulis.
sehingga kadang lupa sejatinya untuk siapa ia menulis, betulkah untuk berbagi?
atau untuk kepuasan akalnya sendiri?
jika iya untuk berbagi, alangkah baik direnung baik baik, bahwa tak semua paham istilah" yg ia pakai.
seorang jenius bukanlah yg pandai berbahasa langit kemudian bicara di bumi, tapi yg mampu membumikan,menyederhanakan -mentranslasikan bahasa langit untuk dikonsumsi masyarakat bumi. poin yg saya maksud di pembahasaan, bukan kualitas pemikiran yg mesti diturun-kastakan.
#ayo ah nulis yang manfaat fath!
About author: Admin
Cress arugula peanut tigernut wattle seed kombu parsnip. Lotus root mung bean arugula tigernut horseradish endive yarrow gourd. Radicchio cress avocado garlic quandong collard greens.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
like :D
ReplyDelete"Bolehlah mampir ke gubuk kami" itu gaya basa/majas apa ya lupa...
ReplyDeleteIya nih, pengen nulis yang bermanfaat juga. Nulis itu ga cuma buat sastrawan, tetapi untuk semua yang mau berbagi pikiran. Ide dulu, jago nulis apa engganya nomor dua, asal ada keinginan berbagi ide, lama2 jadi jago nulis juga.
*mulai cari buku referensi gaya nulis*
ciee fathia bagi bagi akal~
ReplyDeletesayang blog gw yang sekarang untuk private aja, karena isinya celotehan gw semua, yg rada private juga isinya, haha
wuaaah gue baru sadar ada komen kalian fik, shinta aih. thanks udah komen :D
ReplyDelete