dengar,
dengar. (atau tepatnya baca deh baca)
'lah demokrasi
kan islami bangeeet, segala macem dimusyawarahin. kan cocok tuh sama anjuran
Islam.'
atau
'lah katanya
menolak demokrasi kok ikutan pemira?kan itu ajang demokrasi.'
atau
'trus kalo ikut
pemira tapi kok golput di pemilu NKRI?'
pertama: enak
aja Islam disama-samain sama demokrasi.
liat intinya:
demokrasi kedaulatan di tangan rakyat (=manusia), Islam kedaulatan di tangan
hukum syara (=Allah).
jadi jelas ya
beda, di demokrasi segala macem boleh di'musyawarahin' termasuk yg wajib pun
bisa jadi mubah bahkan dilarang tergantung gimana mayoritas disitu. dalam
Islam?yg boleh dimusyawarahin ya terbatas, apa yg udah ada pakemnya, aturannya
jelas dalam Islam ya ga boleh tho ditawar-tawar, emangnya beli sayur.
kedua: wah ini
ceritanya bisa panjang ngomongin pemira/pemilu.
intinya pemira
ga ada hubungannya (secara langsung) dengan sistem pemerintahan kita, lebih ke
teknis gimana perkampusan/kemahasiswaan berjalan kan?
lagipula ga ada
ko yg ngeharamin pemilu. itu kan cuma uslub, cara aja buat memilih pemimpin.
yang jadi fokusnya tuh 'apaan yg mau dipilih?' ya kalo pemilu NKRI jelas kita
pilih pemimpin yg mau pertahanin sistem demokrasi, ya itu yg saya ga ikut ikut.
jadi boleh dibilang pemilu itu bebas nilai bukan berarti miliknya demokrasi
doang " bahkan kalo khilafah tegak dalam wilayah yang terlampau luas bisa
aja pake pemilu, sah sah aja. cara aja kan? asal itu tadi khalifah yg dipilih
jelas berhukum pake hukum syara bukan selainnya.
#JustShare
#sebenernya lebih banyak alasan dan data yg pantas bikin kita-muslim- sebel
sama demokrasi
0 komentar:
Berikan komentar kamu :)