semacam dongeng aneh haha



"ada kalanya kita bersiul siul menatap satu sama lain, tapi..."
"ya nior, lanjutkan.." Rama menatap Ega penuh prasangka, meremas tangannya yang gemetar karena langit baru saja menyinarinya sedikit pemahaman tentang hidup.

Dion, seorang lainnya, berteriak frustasi, "kita bisa mati jika begini terus, tak ada makanan lagi! tikus-ular habis! ikan macam apa yg hidup di samudera sialan ini! tak ada air, tak ada mesin, putuskan sesuatu!"

"Marilah kita buat kesepakatan, boy, kesepakatan yang amat tak mengenakkan.." ia menghela napas, "seperti kalian tahu, menurut penalaranku akan bintang, menuju pulau terdekat akan menghabiskan 10hari perjalanan. Bisa jadi berminggu minggu jika angin tak merestui.."

Semua terdiam, sadar inti pembicaraan belum diutarakan.

"katakan maksudmu, kapten.."Dion menyalak.

"Kalian tahu ada sesuatu yang bisa dimasak dalam perahu ini,
sesuatu yang bisa menangguhkan kematian, 30kali lebih banyak dibanding daging tikus dan ular. Kalian tahu itu,boys.."Ega terengah.

"Daging manusia, tentu saja.." Rama bergumul dengan kata katanya sendiri, ketakutannya kini lepas. Tiada dapat ia tahan-tahan, tubuhnya bergetar hebat.

Di sudut lain, Dion yang tak menyangka ada gagasan kanibalisme itu, nyaris terjengkang, terperangah akan kata kata senior sekaligus kaptennya tadi, "ta..tak adakah cara lain, nior?"

Ega tersenyum, "tentu ada, mati bersama."

Tak disangka-sangka Dion menyeringai. Ia telah berhasil berlakon jadi taruna yang baik selama ini, berpura-pura manis pada semua orang. Tapi antara hidup-mati, topeng itu ia tanggalkan,"baiklah!"-demi keegoisan hidupnya.-

Terjadilah kesepakatan itu, yang terbanyak melakukan kesalahan selama perjalanan inilah si makanan.
"kau terlalu banyak makan.."

"tidak, tidak, kau lebih banyak kapten.."

"kau tak merapikan tempat tidur, tertidur di anjungan, fatal sekali.."

"ya fatal sekali.." Dion menghujamkan pisaunya tepat ke jantung Kapten Ega, merobeknya.
"..makanlah, jika tidak begini dia yang akan memakan kita.."

namun ombak tinggi menghantam, kapal terbalik. Disambut mulut paus sebesar gedung dpr, mereka tersedot ke dalamnya.

maka matilah mereka semua, megap megap dalam perut paus. Si paus tersenyum,
"keadilan telah ditunaikan, Tuhan", katanya.

1 comment:

Berikan komentar kamu :)