Diminumkan air gletser, setangkup
gambas, dan kuah air mata
Masing-masing satu penukar
beratnya
Kurang lebih 350 kilo kalori buat
sarapannya sampai nanti siang
Mukanya sumringah, matanya mengerjap
penuh cahaya.
Kepada kakaknya ia berbisik
,”Cita-citaku menjadi pelawak”
Dan tertawalah semua orang.
Sambil terhuhu-haha-hihi semua
yang hadir menjulurkan kepalanya untuk bertanya,
“Bagaimana bisa impian manusia
mungil ini sebegitu rendah?”
“Saya cuma ingin melihat kalian
bahagia”
Tak seberapa jauhnya, di balik
bilik, para profesional menjual hatinya di sini.
“Kami para professional dan
kalian semua para rendahan tukang telat! Jika deadline rabu depan maka
kumpulkan hari jumat padaku! Jika lewat? Sampaikan salam perpisahan pada imej
baikmu, bro.”
Si jabang bayi akhirnya berubah
bentuk jadi makhluk tegak berdandan rapi tiap ke sekolah. Ia
berangkat subuh
pulang malam. Dengan fisik lelah dan jiwa kosong.
Jika barangkali engkau bertemu
dengannya di suatu waktu, cobalah menyapa dan bertanya,
” Bagaimana cita-citamu?
Terejawantahkankah?”
Ia cuma senyam-senyum getir.
Ditertawakan orang dia telah
biasa, karena itu satu cita-citanya.
0 komentar:
Berikan komentar kamu :)